Jakarta, Lebih dari 70 persen penyakit berakar dari stres dan kebanyakan berkaitan dengan tempat kerja. Kebosanan akan membuat tubuh cepat lelah dan jika tidak dapat teratasi akan memicu terjadinya depresi.
Curt W. Coffman, global practice leader pada Gallup Organization seperti dikutip psichologytoday.com, Jumat (29/7/2011) mengatakan 55 persen dari semua pegawai tidak mencintai pekerjaannya.
Mereka pada dasarnya melakukan pola yang sama yakni merasa kemampuan mereka tidak dicurahkan dan digunakan dengan tepat, sehingga mereka tidak benar-benar memiliki keterikatan psikologis dengan organisasi.
"Mereka tidak merasa puas karena pada dasarnya pikiran mereka seutuhnya keluar dari pekerjaan yang mereka lakukan," kata kata Curt.
Terdapat tiga sumber spesifik yang membuat karyawan mengalami kebosanan tempat kerja
1. Akibat dari ketidakcocokan dengan pekerjaan
Bisa juga antara tugas pekerjaan dengan bakat, pengalaman, nilai-nilai atau hal-hal yang dapat membuat Anda melakukan yang terbaik. Atau mungkin potensi pekerjaan atau peluang di masa mendatang. Jika terdapat hubungan yang tidak cocok antara Anda dengan pekerjaan, peran, lingkungan kerja, ataupun budaya manajemen, maka bersiaplah untuk bosan.
Apa yang dapat membantu dalam situasi ini?
Batasi kecenderungan untuk menutup perasaan frustasi atau kebencian mengenai situasi yang Anda hadapi. Anda dapat menggunakan latihan 'pengabaian'. Artinya mengabaikan reaksi internal Anda terhadap reaksi eksternal. Hal itu akan membuat Anda menjadi proaktif.
Contohnya, mulailah melihat dengan situasi berbeda yang membuat hubungan antara Anda dan pekerjaan menjadi lebih baik. Carilah saran dan pengarahan yang cukup membantu dari orang lain, mungkin dengan karyawan perusahaan lain dengan jabatan yang sama. Tidak masalah apakah ia sebaya, lebih senior, mentor, atau bahkan bawahan Anda.
Pusatkan energi Anda untuk membuat perubahan positif daripada memperbaiki ketidaksesuaian yang nyata antara situasi yang tak akan dapat berubah. Jika Anda melihat situasi Anda tanpa terpengaruh perasaan pribadi, Anda dapat menilai situasi dengan lebih akurat.
2. Akibat dari perasaan tidak berguna
Elaine adalah seorang manajer marketing tingkat menengah di perusahaan media yang cukup besar. Dia tidak suka dengan bos barunya karena kebijakan perusahaan yang dibuat. Sekarang ia merasa dipinggirkan, ditugaskan di luar pengalaman dan keahliannya.
Jenis kebosanan ini merupakan akibat dari perasaan tidak berguna. Ia lebih memilih tidak terlihat karena bakat, keahlian, dan kemampuan tidak digunakan dengan baik, disalahgunakan atau ditahan.
Respons Elaine terhadap situasinya menggambarkan apa yang dapat dibantu dalam cara yang proaktif. Dia menanggapinya sebagai masalah yang harus diselesaikan, bukan mengasihani diri sendiri atau merasa dikorbankan. Dia mulai mencari perhatian dengan meminta tugas baru atau penugasan kembali.
Dia stres karena ia ingin berkontribusi lebih kepada perusahaan sebagai anggota yang kolaboratif. Di saat yang sama dia mencari dukungan dari teman lain di perusahaan. Dia memutuskan mencari prospek apa yang masih dapat ditemui untuk mengubah situasi.
3. Akibat kurangnya kesempatan mempelajari hal baru
Saat ini, profesional menginginkan kesempatan untuk mempelajari hal baru yang terus tumbuh dan menghasilkan sesuatu. Ketika kesempatan itu tidak didapatkan, maka ia tidak mendapat cukup ruang untuk berkembang.
Ketahanan yang diperlukan di sini adalah mengintai kesempatan untuk memperluas dan mengembangkan keahlian Anda, baik di perusahaan yang sama atau di tempat lain. Jika Anda merasa takut melakukan hal itu, maka Anda akan tetap menemui jalan buntu.
Curt W. Coffman, global practice leader pada Gallup Organization seperti dikutip psichologytoday.com, Jumat (29/7/2011) mengatakan 55 persen dari semua pegawai tidak mencintai pekerjaannya.
Mereka pada dasarnya melakukan pola yang sama yakni merasa kemampuan mereka tidak dicurahkan dan digunakan dengan tepat, sehingga mereka tidak benar-benar memiliki keterikatan psikologis dengan organisasi.
"Mereka tidak merasa puas karena pada dasarnya pikiran mereka seutuhnya keluar dari pekerjaan yang mereka lakukan," kata kata Curt.
Terdapat tiga sumber spesifik yang membuat karyawan mengalami kebosanan tempat kerja
1. Akibat dari ketidakcocokan dengan pekerjaan
Bisa juga antara tugas pekerjaan dengan bakat, pengalaman, nilai-nilai atau hal-hal yang dapat membuat Anda melakukan yang terbaik. Atau mungkin potensi pekerjaan atau peluang di masa mendatang. Jika terdapat hubungan yang tidak cocok antara Anda dengan pekerjaan, peran, lingkungan kerja, ataupun budaya manajemen, maka bersiaplah untuk bosan.
Apa yang dapat membantu dalam situasi ini?
Batasi kecenderungan untuk menutup perasaan frustasi atau kebencian mengenai situasi yang Anda hadapi. Anda dapat menggunakan latihan 'pengabaian'. Artinya mengabaikan reaksi internal Anda terhadap reaksi eksternal. Hal itu akan membuat Anda menjadi proaktif.
Contohnya, mulailah melihat dengan situasi berbeda yang membuat hubungan antara Anda dan pekerjaan menjadi lebih baik. Carilah saran dan pengarahan yang cukup membantu dari orang lain, mungkin dengan karyawan perusahaan lain dengan jabatan yang sama. Tidak masalah apakah ia sebaya, lebih senior, mentor, atau bahkan bawahan Anda.
Pusatkan energi Anda untuk membuat perubahan positif daripada memperbaiki ketidaksesuaian yang nyata antara situasi yang tak akan dapat berubah. Jika Anda melihat situasi Anda tanpa terpengaruh perasaan pribadi, Anda dapat menilai situasi dengan lebih akurat.
2. Akibat dari perasaan tidak berguna
Elaine adalah seorang manajer marketing tingkat menengah di perusahaan media yang cukup besar. Dia tidak suka dengan bos barunya karena kebijakan perusahaan yang dibuat. Sekarang ia merasa dipinggirkan, ditugaskan di luar pengalaman dan keahliannya.
Jenis kebosanan ini merupakan akibat dari perasaan tidak berguna. Ia lebih memilih tidak terlihat karena bakat, keahlian, dan kemampuan tidak digunakan dengan baik, disalahgunakan atau ditahan.
Respons Elaine terhadap situasinya menggambarkan apa yang dapat dibantu dalam cara yang proaktif. Dia menanggapinya sebagai masalah yang harus diselesaikan, bukan mengasihani diri sendiri atau merasa dikorbankan. Dia mulai mencari perhatian dengan meminta tugas baru atau penugasan kembali.
Dia stres karena ia ingin berkontribusi lebih kepada perusahaan sebagai anggota yang kolaboratif. Di saat yang sama dia mencari dukungan dari teman lain di perusahaan. Dia memutuskan mencari prospek apa yang masih dapat ditemui untuk mengubah situasi.
3. Akibat kurangnya kesempatan mempelajari hal baru
Saat ini, profesional menginginkan kesempatan untuk mempelajari hal baru yang terus tumbuh dan menghasilkan sesuatu. Ketika kesempatan itu tidak didapatkan, maka ia tidak mendapat cukup ruang untuk berkembang.
Ketahanan yang diperlukan di sini adalah mengintai kesempatan untuk memperluas dan mengembangkan keahlian Anda, baik di perusahaan yang sama atau di tempat lain. Jika Anda merasa takut melakukan hal itu, maka Anda akan tetap menemui jalan buntu.
0 komentar:
Posting Komentar